seuprit surat untukmu

 

Langit yang tergambar pada danau, disakikan kumpulan eceng gondok di tepian. entah kapan lagi bisa terulang, semua itu kini hanya bisa kukenang lewat memori foto yang sempat kita abadikan bersama. dulu kita begitu indah, seperti piramid kokoh di Giza sana, tapi ternyata kita begit rapuh, sampai sabar tak lagi bisa mengikat kita berdua, padahal kurasa saat itu bahagia kita adalah sama, setidaknya sampai saat ini aku masih berprasangka dengan itu.

kau tau ?

bahkan sampai saat ini, ketika aku sudah mencoba untuk berpaling hati dengan yang lain hatiku tetap tak bisa membohongi dirinya sendiri, semua kisahnya masih diharapkan tentangmu, tentang kita, berdua. tapi apa harus kukata, kau mungkin sudah tak lagi mengharapkan itu.

seringkali kukatakan pada mereka yang bertanya, aku tak mungkin lagi mengharapkanmu kembali. tapi itu semata karena menutupi rasa kehilangan yang besar dalam diriku. aku tak setegar itu, aku tak sekokoh piramid, aku haus dengan canda kita dulu, aku hampa akan mimpi-mimpi yang ingin kita gapai bersama, aku butuh hadirmu kembali mengisi hari-hariku.


goblok, aku memang selemah ini pada akhirnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mak

Semuanya ternyata tentangmu

Bimbang