HARI INI AKU RESIGN

 Kata Salman resign itu tantangan. Yah, ini catatanku tentang pengalaman pertamaku pengundurkan diri dari pekerjaanku. Disini aku hanya ingin menggoreskan sejarah hidupku (lebay) kenangan maksudku. aku menulis agar kelak ketika kubaca kembali aku bisa tertawa dengan pilahan yang pernah kuambil. 

   Asal kalian tahu, mentertawakan nasib adalah hal paling lucu yang pernah ada. Suatu ketika aku pernah ditanya tentang mengapa aku tak pernah terlihat sedih atau kesusahan, dan jawaban yang kumiliki adalah hanya karena aku tidak ingin hariku dirusak oleh masalah. Maksudku begini, Tuhan berikan kita (aku tepatnya) semua yang aku butuhkan, perkara aku memutuskan untuk menggunakannya atau tidak itu masalahku. Dan ketika itu temanku menanyakan hal itu karena kami punya masalah yang sama, yaitu kami tidak bisa wisuda tepat waktu. Itu menjadi sumber kegalauan yang besar baginya, Dan aku ? tentu saja sampai sekarang aku belum wisuda. Bhahahahah.

 Begini, aku punya prinsip dalam hidupku, apapun keputusan yang kuambil maka harus kunikmati hasilnya, pahit ataupun manis. Satu yang kupegang, dimanapun aku, dalam kondisi apapun aku, aku masih tetap dalam pengawasan Tuhanku. Dia yang mendeklarasikan dirinya maha pengasih dan penyayang, maka aku percaya bahwa kasih sayangnya pasti tak akan pernah putus untukku. Lantas kenapa aku harus murung dan sedih. Aku punya Tuhan yang menjamin hidupku.

 Ah, terlalu banyak bicaraku. Aku ingin bercerita kalau hari ini (tak perlu kusebutkan, sudah tercatat dalam blog ini tanggalnya) aku memutuskan untuk resign. Iya, aku RESIGN. Aku keluar dari pekerjaan yang kujalani selama beberapa bulan belakangan. Aku resign dari pekerjaanku sebagai guru di madrasah ibtidaiyah yang tak jauh dari basecamp tempatku tinggal.  Apa aku menyesal ? aku belum tahu, yang jelas ini pilihanku.

 Alasanku resign, terkesan terlalu egois memang. Aku tak betah dengan suasana di sekolah, empat bulan berkutat disana tanpa ada celoteh dari bibirku, bukan seperti aku saja rasanya. Selain itu juga, aku merasa aneh saja dengan semua hal yang kulakukan, terutama pada bagian administrasi di sekolah. Aku harus membuat RPP lah, inilah, itulah yang pada ujungnya hanya sekedar formalitas. Ayolah, aku lebih suka pada sesuatu yang benar" bisa diterapkan, bukan cuma sekedar bahan akreditasi.

 Aku memang terlalu ideologis, bagiku, kebahagiaanku yang utama. Asal aku bahagia, merana pun tak apa, tersiksa pun tak apa. Asal aku bahagia. Semua orang pasti ingin bahagia, siapa pun dia, aku yakin itu, dan bagiku inilah jalan kebahagiaanku.

Terimakasih Aku 😘

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mak

Semuanya ternyata tentangmu

Bimbang