Februari
Februari, dulu terasa begitu hangat, tapi kali ini tak begitu lagi. Semuanya sudah terbang tertiup hembusan angin barat, melayang jauh entah kemana. Tak lagi dapat kugapai. Februari, desember sudah pergi jauh meninggalkan, tapi hati ini masih tak kunjung bisa melupakan. Memang tak lagi sakit, tapi malah merangsak menjadi kecewa dan penyesalan, mengapa harus kukenal. Februari, kubisikkan padamu, aku ingin jatuh cinta lagi, tapi derita luka yang terpatri masih belum pulih kembali. Sudah terlalu dalam panah asmara itu dan dicabutnya begitu saja, maka harus apa aku padanya. Februari, orang bilang kau bulan kasih sayang, sejauh mana kasih sayangmu bisa menutup luka pada dadaku ? Aku butuh keajaibanmu. Februari, malam ini kau saksi, bahwa hatiku yang belum lagi puas, yang disiksa penasaran, yang dicambuk pupusnya harapan berjanji untuk tidak lagi menyakiti dirinya. Akan ku hapus semua pecahan kenangan yang kerap membuat luka.